Ketua KPI Pusat : Radio Masih Punya Prospek ke Depan
Surakarta – Radio pernah berjaya pada masanya. Namun, seiring perkembangan teknologi yang sedemikian pesat, keberadaan radio sebagai media khususnya informasi, pelan-pelan mulai tergeser. Di era digitalisasi ini, ada banyak pilihan bagi masyarakat untuk mengakses informasi dengan banyaknya platform-platform lain yang bermunculan.
Meski demikian, radio sebenarnya masih memiliki prospek ke depannya. Hal inilah yang diungkapkan oleh Ketua KPI Pusat, Agung Suprio, dalam program “PRESISI” yang disiarkan live di Radio Persada FM pada Senin, 19 September lalu.
Lebih jauh, Agung menilai, perkembangan teknologi justru bisa menjadi peluang, alih-alih hambatan. “Saya berharap radio bisa memanfaatkan teknologi untuk berkompetisi sehingga kemudian bisa menghasilkan income khususnya untuk radio swasta,” ujarnya.
Menurut Agung, jika dilihat dari demografi penduduk tahun 2020, tren mayoritas masyarakat ke depan adalah generasi muda. Inilah yang menjadi acuan radio untuk mengubah gaya atau format siarannya sehingga relevan dengan generasi muda. “Pemerintah pusat, provinsi, kota maupun daerah harus melihat ini sebagai strategi untuk mempopulerkan kebijakan pemerintah lewat radio, sehingga membantu radio-radio untuk bangkit,” lanjutnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua KPID Kalimantan Barat, Deddy Malik yang juga menjadi narasumber dalam “PRESISI’. Di Kalimantan Barat sendiri, kata Deddy, banyak radio sudah mengubah format siarannya menggunakan multiplatform. “KPID Kalbar juga melakukan penjajakan ke pemerintah provinsi, kota maupun kabupaten untuk fokus menyampaikan kebijakan atau progres-progres mereka agar lebih menitikberatkan penggunaannya menggunakan lembaga penyiaran lokal dalam hal ini radio,” ujarnya.
Deddy juga menambahkan, radio harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengemas siarannya. “Sehingga stakeholders menjadi worth it untuk menggunakan radio sebagai medianya,” terangnya lagi.
Sementara itu, Komisioner KPID Jawa Barat Bidang Kelembagaan, Roni Tabroni, S.Sos, M.Si dalam “PRESISI” juga mengatakan, mereka yang bertahan adalah yang terus upgrade teknologi. “Kita berharap semua radio bisa siaran melalui lintas platform. Sehingga siaran radio, bukan hanya didengar, tapi juga bisa dilihat. Di samping itu, selalu meningkatkan kualitas SDM dan engagement dengan masyarakat sehingga setiap lembaga radio ini bisa mendekat kepada pendengarnya,” ungkapnya. (isn)