Bulan Peduli Down Syndrome, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Surakarta – Bulan Oktober diperingati sebagai Down Syndrome Awarenes Month atau Bulan Peduli Down Syndrome. Sebagai bentuk dukungan untuk anak-anak dengan down syndrome, program “Kabar Persada Akhir Pekan” pada Sabtu lalu (15/10), mengangkat tema “Bulan Peduli Down Syndrome 2022: Apa sih kebutuhan Down Syndrome?”.
Wakil Ketua Pusat Informasi dan Kegiatan (PIK) Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS) Jawa Tengah, Lulu Haryanti mengatakan bahwa down syndrome bukan merupakan suatu penyakit, melainkan kelainan genetik yang menyebabkan mereka mengalami keterlambatan fisik, mental, termasuk disabilitas intelektual. Secara fisik, anak dengan down syndrome ditandai dengan tinggi badan yang relatif pendek, kepala kecil, wajah yang khas (menyerupai orang mongolia), dan jari-jari pendek dan renggang.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi sebagai bentuk peduli terhadap anak-anak down syndrome? “Yang pertama adalah dukungan. Dukungan itu tidak hanya untuk anak down syndrome saja, tapi yang lebih penting adalah kepada orangtuanya. Lalu yang kedua, membantu memberi edukasi kepada masyarakat bahwa yang namanya down syndrome itu bukan penyakit. Jadi, dia tidak sedang terkena penyakit. Karena memang faktanya, mereka tidak menderita dan bukan penderita,” ujar Lulu.
Ia juga menegaskan bahwa anak dengan down syndrome itu sebetulnya mampu dan bisa berkarya. Saat ini, PIK POTADS Jateng menggalakkan anak-anak down syndrome ini sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. “Kita masih butuh bantuan dari pihak luar untuk memberi ruang kepada anak-anak down syndrome yang produktif, semacam ruang untuk magang kerja. Selain itu, kita juga butuh relawan-relawan untuk bisa memberikan pelatihan di bidang seni dan olahraga. Karena memang dua bidang ini yang menjadi dominan untuk anak-anak down syndrome,” jelasnya lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Lulu berpesan kepada masyarakat jika mendapati saudara atau tetangga yang dianugerahi anak dengan down syndrome. “Kuatkan orangtuanya. Orangtua yang harus ikhlas dulu menerima anak down syndrome karena kalau sudah ikhlas, beliau ini pasti akan mengusahakan secara maksimal baik itu kesehatan maupun terapinya. Lalu, beri masukan kepada orangtua anak down syndrome untuk segera mencari bantuan seperti gabung ke komunitas POTADS. Karena dengan bergabung di komunitas POTADS, dia tidak akan merasa sendiri lagi.”
PIK POTADS Jateng sendiri berdiri sejak tahun 2019 yang anggotanya tersebar di 35 kota dan terbagi menjadi 10 koordinator wilayah, termasuk di Kebumen, Pemalang, Semarang dan Soloraya. Sejak berdiri, jumlah anggota yang bergabung kini mengalami peningkatan menjadi 415 anggota yang terdiri dari para orang tua dengan down syndrome, dokter, terapis dan psikolog. Sementara, PIK Potads juga ada di wilayah lain di Indonesia.
Lulu juga berharap agar para orang tua tidak malu memiliki anak dengan down syndrome. “Yakinkan bahwa anak tersebut itu akan mampu. Mereka juga akan bertumbuh seperti anak pada umumnya, hanya saja mereka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai kemampuannya. Dan bagi masyarakat, kami berharap dukungannya untuk menjadi support system untuk kami, para orang tua anak down syndrome agar memiliki kepercayaan diri dalam membimbing anak-anak down syndrome,” pungkasnya. (isn)