Solo – Tim Judo Tunanetra Indonesia mencatatkan prestasi gemilang saat bertarung dalam kejuaraan IBSA Judo Asian Championship di Astana, Kazakhstan, pada tanggal 7-8 November 2025.
Raihan dua medali emas dan tiga medali perunggu menempatkan Indonesia di posisi tiga besar klasemen perolehan medali. Indonesia berada di bawah tuan rumah Kazakhstan dengan raihan tujuh emas, tiga perak dan empat perunggu serta Iran dengan dua emas, satu perak dan satu perunggu.
Dua medali emas disumbangkan oleh Dheny Marsyelina di kelas J1 -60 kilogram putri serta Roma Siska di kelas J1 +70 kilogram putri.
Sementara tiga medali perunggu disumbangkan oleh Junaedi dari kelas J1 -70 kilogram putra, Fajar Pambudi dari kelas J1 -95 kilogram putra serta Novia Larassati dari kelas J1 -52 kilogram putri.
Tak ketinggalan Rafli Ahnaf Shidqi juga berhasil menduduki peringkat lima saat turun di kelas J1 -50 kilogram putra.
Atas raihan ini, pelatih tim judo tunanetra Indonesia, Lee Young Il, mengapresiasi keberhasilan menembus tiga besar di kejuaraan bergengsi level Asia.
“Ini kejuaraan yang tidak mudah karena para atlet harus beradaptasi dengan cuaca ekstrim. Cuaca dingin di sini menyentuh minus sepuluh derajat,” kata Lee Young Il, Selasa (11/11/25) sore.
“Kunci keberhasilan ini karena para atlet sudah melakukan yang terbaik dan kami juga mempelajari perkembangan lawan saat mengikuti try out di dua kejuaraan sebelumnya,” imbuh pelatih asal Korea Selatan ini.
Lebih lanjut, Lee menilai prestasi yang dicatatkan Roma Siska dkk. menjadi modal penting dalam mengejar tiket lolos ke Paralimpiade Los Angeles 2028. Ia juga melihat potensi Indonesia untuk lebih bisa bersaing dengan Kazakhstan dan Iran.
“Peta Kekuatan di Asia masih didominasi atlet dari negara Kazakhstan dan Iran. Tim pelatih berharap Indonesia sebagai negara Asia Tenggara bisa ikut mendominasi kawasan Asia,” paparnya.
Sementara itu, Dheny Marsyelina mengungkapkan rasa bahagianya bisa meraih gelar dalam keikutsertaan perdananya di ajang IBSA Judo Asian Championship.
“Pastinya di awal saya sempat merasa gugup, tetapi setelah saya bisa mengalahkan lawan di pertandingan pertama, di pertandingan selanjutnya saya lebih percaya diri,” ucap Dheny.
Dheny mengakui wakil-wakil Kazakhstan masih menjadi lawan yang paling merepotkan. Ia lega karena bisa meraih kemenangan lagi setelah sebelumnya juga menang saat bertemu wakil Kazakhstan di Mesir.
“Alhamdulillah semua bisa terlewati dengan baik dan saya bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” kata Dheny.
Hal yang sama juga diungkapkan Roma Siska. Ia senang karena lawan terberat dari Kazakhstan di kelas J1 +70 kilogram putri bisa diatasi.
“Kejuaraan di Kazakhstan bulan ini sangat memacu adrenalin,” ungkap Roma Siska.
ASIAN Para Games 2026 di Nagoya, Jepang, menjadi ajang penting dalam perebutan tiket menuju Paralimpiade Los Angeles 2028. Namun sebelum itu, tim judo tunanetra Indonesia akan fokus penuh untuk mengumpulkan kepingan medali di ASEAN Para Games 2025 di Thailand.
