Solo – Suasana riuh dan ceria terdengar di halaman SD Bromantakan, Surakarta, saat pementasan Wayang Goes to School digelar pada Selasa (4/11/2025). Pertunjukan dibuka dengan kemunculan karakter Punakawan yang membawakan tembang dolanan anak seperti Cublak-Cublak Suweng dan lagu-lagu tradisional lainnya. Puluhan siswa spontan ikut bernyanyi, menciptakan suasana yang akrab dan penuh tawa.
Pementasan ini menampilkan lakon berjudul “Jejak Kesetiaan”, yang mengisahkan tentang loyalitas prajurit Legiun Kavaleri Mangkunegaran kepada rajanya, Raden Mas Said atau KGPAA Mangkunegara I. Dalang Tri Haryoko dari Sanggar Omah Wayang Mas Kamto, Kartasura, sukses membawa suasana hangat dan mendidik melalui gaya pementasan wayang alternatif yang ringan dan penuh pesan moral.
“Wayang ini menjadi media bercerita tentang sejarah sekaligus nilai kesetiaan dan pengabdian. Kami ingin anak-anak mengenal budaya dengan cara yang menyenangkan,” ujar Tri Haryoko di sela-sela pertunjukan.
Kolaborasi ISI Surakarta dan Sanggar Omah Wayang Mas Kamto
Program Wayang Goes to School merupakan hasil kerja sama antara Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dengan Sanggar Omah Wayang Mas Kamto. Kegiatan ini menjadi bagian dari Program Inovatif Seni Nusantara (PISN) 2025 dari Kemendiktisaintek, yang diketuai oleh Dr. Agung Purnomo, S.Sn., M.Sn.
Program yang mengusung tema “Wayang Goes to School Sebagai Upaya Media Alternatif Pelestarian dan Edukasi Seni Budaya Legiun Kavaleri Mangkunegaran” ini dirancang agar seni tradisi tidak hanya hidup di kalangan seniman, tetapi juga bisa dinikmati dan dipelajari oleh siswa sekolah dasar.
Anak-anak Antusias, Ikut Mendalang dan Memainkan Wayang
Sekitar 140 siswa dari kelas I hingga VI tampak antusias menyaksikan pementasan berdurasi 30 menit tersebut. Bahkan, di tengah pertunjukan, dalang Tri Haryoko mengajak Radhika Java Bramantyo, siswa kelas VI yang memiliki bakat mendalang, untuk tampil memainkan wayang di depan teman-temannya.
Keceriaan makin terasa di akhir acara saat para siswa diperbolehkan memegang dan mencoba menggerakkan berbagai tokoh wayang. Ada yang bergembira, ada yang kagum karena baru pertama kali menyentuh wayang, bahkan ada yang mencoba menirukan gaya dalang dengan penuh semangat.
Harapan untuk Pelestarian Seni Tradisi Sejak Dini
Kepala Sekolah SD Bromantakan, Surni Andayani, mengapresiasi program ini dan menyebut kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi para siswa.
“Anak-anak jadi tahu apa itu wayang, bahkan bisa ikut merasakan bagaimana memainkan wayang sendiri. Kami berterima kasih karena kegiatan ini mengajarkan budaya dengan cara yang menyenangkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Dr. Agung Purnomo selaku ketua tim hibah PISN ISI Surakarta menegaskan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam pelestarian seni tradisi di kalangan generasi muda.
“Wayang Goes to School kami rancang sebagai media alternatif untuk memperkenalkan seni tradisi sejak dini. Harapannya, anak-anak mencintai budaya lokalnya sendiri,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Wayang Goes to School tidak hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga menjadi ruang belajar yang mempertemukan nilai budaya, sejarah, dan karakter bangsa di tengah generasi muda.
