Era VUCA, Bagaimana Generasi Muda Menghadapinya?
Surakarta – VUCA adalah fenomena yang menggambarkan situasi dunia sedang mengalami perubahan yang sangat cepat dan cenderung tidak bisa ditebak. Sehingga pemuda sebagai agent of change hendaknya memiliki banyak bekal untuk menghadapi situasi dunia yang tidak menentu, terutama dalam pengambilan keputusan saat menjalankan perannya sebagai pemimpin.
Greget Kalla Buana, praktisi Islamic Finance Indonesia mengatakan dalam menghadapi era VUCA perlu adanya gebrakan perubahan yang harus dilakukan oleh pemuda Indonesia, apalagi jika dilihat dari latar belakang pendidikan negara Indonesia yang masih rendah dan tingkat literasi yang minim.
“Generasi muda saatnya untuk berbenah diri dengan menerapkan Passion, Purpose dan Planning. Tidak sedikit yang salah langkah karena tidak mengenali passionnya, sehingga berdampak pada pengangguran yang diakibatkan oleh ketidaksesuain dengan Passion. Begitu juga dengan tidak adanya produktifitas yang dikarenakan tidak adanya purpose. Bukan hanya itu saja, karena planning yang kurang tepat, berdampak pada ketidak efisienan dan ketepatan dalam melakukan tindakan,” papar Greget yang hadir sebagai pembicara dalam education festival bertajuk “Leadership During Crisis in VUCA Era” yang diselenggarakan OSIS SMAIT Nur Hidayah di gedung Nur Hidayah Convention Center Solo pada Kamis, 1 Juni 2023.
Hal senada juga diungkap Muhammad Ihsan Fauzi, Kepala Sekolah SMAIT Nur Hidayah, bahwa generasi muda harus mampu menyesuaikan diri dengan cepat dengan segala perubahan dan ketidak pastian dalam segala hal.
“Maka dari itu, untuk mempersiapkan skill dan mental, mestinya para generasi muda mengetahui era VUCA ini.Volatility adalah perubahan yang sangat cepat terjadi, Uncertainty yakni ketidakpastian, Complexity adalah kompleksnya situasi dan masalah yang dihadapi dan Ambiguity yang menunjukkan bahwa semua serba tidak jelas alias bias,” imbuh Ihsan.
Ihsan juga mengatakan tantangan berat lainnya di era VUCA ini adalah bagaimana menjadi pemimpin yang tak sekadar baik tapi juga pemimpin agile yang efektif dan produktif. “Setidaknya, pemimpin itu adaptif dan siap saat sebuah perubahan besar terjadi,” pungkasnya.
Sebanyak 120 peserta dari SMP se-Solo Raya hadir dalam education festival bertajuk “Leadership During Crisis in VUCA Era” ini. Berbagai acara mulai dari pementasan taeter, pertunjukan tari saman, tampilan tonti, dan lainnya berhasil memukau para peserta pada awal acara dimulai. (isn)