JSIT Kota Surakarta Gelar Seminar Pendidikan Implementasi Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Adab
Surakarta – Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Kota Surakarta menggelar Seminar Pendidikan bertajuk Implementasi Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Adab di Sekolah Islam Terpadu, Sabtu (22/07/2023) pagi di Graha Kusuma Manahan.
Ketua JSIT Kota Surakarta, Devit Hari Ashari, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa JSIT Kota Surakarta siap berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kota Surakarta dalam memajukan pendidikan di Kota Surakarta.
“Kami JSIT Kota Surakarta berkomitmen, ikut berkontribusi, dan siap berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kota Surakarta maupun stakeholder pendidikan di Kota Surakarta, untuk bersama-sama memajukan pendidikan di Kota Surakarta,” ajak Devit.
“Pagi ini sejumlah 335 guru Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang tergabung dalam JSIT Kota Surakarta, mengikuti Seminar Pendidikan terkait Implementasi Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Adab. Harapannya dapat memberikan bekal terbaik bagi para guru SIT dalam menerapkan kurikulum merdeka sekaligus kurikulum adab di sekolah masing-masing,” harap Devit.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta yang diwakili Kepala Seksi Manajemen Peningkatan Mutu SD, Drs. Priyono, M.Pd. menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Kami mewakili Dinas Pendidikan Kota Surakarta memberikan apresiasi kepada JSIT Kota Surakarta atas terselenggaranya Silaturahmi Akbar dan Seminar Pendidikan. Bentuk kontribusi nyata JSIT Kota Surakarta dalam meningkatkan kualitas SDM guru, utamanya di Sekolah Islam Terpadu,” ujar Priyono.
“Mari bersama-sama mewujudkan visi misi pendidikan. Mencetak profil pelajar Pancasila, beriman bertakwa berakhlak mulia, mandiri, kreatif, bergotong-royong, berkebhinekaan global, melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler,” ajak Priyono.
Ketua Bidang Penjaminan Mutu Pendidikan JSIT Indonesia Wilayah Jawa Tengah, Yayuk Sri Lestari, M.Pd. dalam paparan materinya menyampaikan bahwa kurikulum merdeka memiliki karakteristik tersendiri.
“Kurikulum Merdeka memiliki karakteristik pembelajaran berbasis proyek, fokus kepada materi esensial, belajar komponen dasar literasi dan numerasi, dan pembelajaran lebih mendalam dengan berdiskusi, menemukan, bereskperimen, dan lainnya,” papar Yayuk.
“Pembelajaran Abad 21, critical thinking, creatifity, collabiration, communication, terimplementasi dalam kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Kegiatan P5 menjadi kegiatan yang mengasyikkan dan berkesan bagi murid-murid,” tutur Yayuk. (*)